Selasa, 21 September 2010

BELAJAR DARI MOMENTUM PUASA DAN LEBARAN


Umat islam yang menjalankan ibadah puasa dengan sempurna dan merayakan saat hari kemenangan bisa mengambil banyak pelajaran yang berharga, baik dalam konteks individual maupun Negara. Sesungguhnya kita mempunyai pemahaman yangn umum tentang momentum puasa dan lebaran, namun perspektif khusus yang implementatif terhadap pelajaran dari puasa dan lebaran harus dilihat kembali setelah momentum tersebut lewat. Pelajaran yang cukup jelas dari momentum satu bulan puasa penuh itu adalah adanya kesadaran kolektif. Kesadaran bertindak cepat dan kesadaran tidak adanya dendam dan saling memberi maaf antar sesama.
Indonesia adalah bangsa yang besar , meski dikenal sebagai bangsa beragama yang sangat mengagungkan nilai-nilai transcendental, bangsa ini perlu terus belajar tetang introspeksi. Masyarakat di-didik untuk merenungkan hakikat diri dan hakikat sebuah bangsa. Perenungan memiliki implikasi yang sangat besar  terhadap prestasi yang akan dicapai dalam masa berikutnya atau masa depan bangsa. Dari medium itu pula kita atau bangsa ini bisa mengukur baik dan tidak baik, berhasil atau belum  berhasil. Hal yang sama, ketika kita dang bangsa ini belajar dari kesadaran kolektif yang tersirat dari momentum satu bulan tersebut.
Apa yang kita perdebatkan dalm kontek ekonomi dan politik dalam system ketatanegaraan kita masih terlalu kuat unsur  individualisme. Bahkan diaspek yang lain pun unsur individualism  cenderung menonjol. Ada implikasi yang kuat kesadaran kolektif itu dilakukan baik dalam konteks kecil dan besar  maka hasil yand akan dicapai akan lebih besar pula. Implikasi dari kolektivitas adalah adanya kerja sama yang baik . Dalam teori menejemen modern kerjasama adalah sebuah keharusan kerena disitulah semua elemen berfungsi dengan baik. Ketika berbicara dalam konteks menejemen modern, kesadaran bertindak cepat, seperti pelajaran dalam momemtum sebulan itu, menjadi salah satu kunci sukses dalam mengelola proyek apapun. Dalam pengalaman diberbagai bidang, termasuk dalam konteks bisnis, keputusan itu harus diambil seara cepat ketika seseorong tidak mau kehilangan kesempatan atau peluang. Ketika penetapan keputusan itu terlambat akan membawa implkasi yang besar karena hal itu sama saja artinya kita telah terlambat semua.
Dalam momentum sebulan yang baru lewat beberapa hari ini kita bias memotret banyak hal. Yakni persoalan-persoalan yang memerlukan inisiatif dan tindakan cepat. Contoh sederhana, jam sahur dan buka puasa harus dilakukan dengan keputusan yang cepat. Artinya ketika momentum itu datang, saat itu pula kita kita harus melakukan ritual puasa tersebut. Hal ini akan membawa dampak lebih besar ketika bicara aspek-aspek yang lebih besar lainnya.
Terakhir adalah kesadaran tentang tentang pemaaf dan tidak adanya dendam. Bangsa ini akan cepat mencapai kemajuan lebih besar ketika anasir-anasir dendam bisa dihilangkan . Sejak Negara ini merdeka dan berganti kepemimpinan yang sudah beberapa kali problem dendam masih menjadi persoalan serius. Kita pun sadar bahwa problem dendam telah menjadi hambatan besar dalam menata bangsa serta mewujudkan cita-cita bangsa yang makmur. Dengan memaafkan berarti kita telah melakukan hal ringan untuk membuang beban besar  yang dapat menimbulkan penyakit yang membahayakan.(CZN)

0 komentar:

Posting Komentar